Mark Rubin, produser eksekutif game first-person shooter Ubisoft, XDefiant, mengonfirmasi bahwa game ini akan ditutup tahun depan. XDefiant yang dirilis pada Mei 2024 ini awalnya digadang-gadang sebagai pesaing kuat Call of Duty. Sayangnya, game ini tidak mampu bertahan di pasar game live-service.
Saat pertama kali dirilis, XDefiant mendapat banyak pujian dari para penggemar FPS. Walaupun bukan game sempurna, game ini menawarkan pengalaman bermain yang seru di pasar shooter kasual. Dalam dua jam setelah peluncuran, game gratis ini berhasil menarik 1 juta pemain unik, menjadikannya game Ubisoft tercepat yang mencapai angka tersebut. Namun, meskipun terus mendapatkan pembaruan, jumlah pemain terus menurun dalam beberapa bulan berikutnya. Pada Oktober, sudah banyak rumor tentang kemungkinan penutupan XDefiant, meskipun saat itu belum ada kepastian.
XDefiant Akan Ditutup Pada 3 Juni 2025
Kini, lewat pernyataan di X, Mark Rubin membenarkan kabar menyedihkan ini. Server XDefiant masih akan aktif hingga 3 Juni 2025, tetapi mulai sekarang, pemain baru tidak bisa lagi mengunduh atau mendaftar game ini. Meskipun akan ditutup, semua konten untuk Season 3 tetap akan dirilis. Pemain yang membeli Ultimate Founder’s Pack atau melakukan pembelian dalam 30 hari terakhir akan mendapatkan pengembalian dana penuh. Menurut Rubin, pengembalian dana ini akan diproses secara otomatis dalam 8 minggu ke depan.
Persaingan Ketat di Pasar Live-Service
Penutupan XDefiant menunjukkan betapa sulitnya bersaing di pasar game live-service yang sangat kompetitif. Sebelumnya, Concord juga mengalami nasib serupa dan ditutup hanya beberapa minggu setelah peluncuran. Rubin menyebut bahwa banyak game gratis membutuhkan waktu lama untuk bisa stabil dan menghasilkan keuntungan. Namun, menurutnya, perjalanan ini menjadi terlalu berat untuk dilanjutkan, sehingga keputusan penutupan diambil.
Perjalanan XDefiant sendiri cukup panjang. Pertama kali diumumkan pada 2021, game ini akhirnya ditutup hanya tujuh bulan setelah rilis. Kisah ini menjadi pengingat bahwa pasar live-service memang sulit ditembus, terutama dengan dominasi game besar seperti Call of Duty dan Fortnite. Apakah akan banyak gamer yang kecewa atas penutupan game ini?